Rabu, 04 April 2012




SISTEM PENDIDIKAN KEPERAWATAN DAN JENJANG KETERAMPILAN PROFESI KEPERAWATAN





Disusun Oleh:
LULU INAFIAH


KELAS C PRODI S1 KEPERAWATAN SEMESTER 1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2011/201



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT  yang  telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul“ Sistem Pendidikan Keperawatan dan Jenjang Keterampilan Profesi Keperawatan”.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak  yang  telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Yang kami hormati:
1.     Ibu Tri Sumarni, S.Kep,Ns selaku dosen pengampu materi keperawatan profesional
2.     Bapak, Ibu dant eman-temanku tersayang  yang  member dukungan dan dorongan kepada penyusun
3.     Teman-teman senasib dan seperjuangan  yang  telah member semangat kepada penyusun
4.     Pembaca yang budiman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu  kami mengharapkan kritik dan sarannya dari semua pihak  yang  membaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Purwokerto, 28 September 2011


Penulis





BAB I

PENDAHULUAN


Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada hasil
lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko-
sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Oleh karena itu sifat pendidikan keperawatan juga
menekankan pemahaman tentang keprofesian.
                                   
Untuk menghasilkan seorang perawat profesional, harus melewati dua tahap
pendidikan yaitu :
·        Tahap pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar
S.Kep.
·        b. Tahap pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners
(Ns).

 Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya
merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa
mendapatkan teori-teori dan konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini
terbagi menjadi kelompok mata kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah
penunjang seperti mata kuliah medis yang secara tidak langsung menunjang
mata kuliah keperawatan dan mata kuliah keahlian berupa mata kuliah
keperawatan. Sedangkan pada tahap profesi mahasiswa mengaplikasikan teori-teori
dan konsep-konsep yang telah didapat selama tahap akademik.




















BAB II
ISI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN

A.Perkembangan pendidikan keperawatan di masa lalu

Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi keperawatan yang bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan,dan pergeseran dalam asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama terjadinya perugahan dalam pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada dirumah sakit (hospital-based), bergeser pada bentuk pendidikan yang berada pada perguruan tinggi atau universitas.(university – based).pendidikan keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan yang ditunjukan pada pengetahuan keperawatan dan meted keperawatan melalui pendidikan melalui pendidikan dan latihan yang lama. Dibeberapa Negara di luar Indonesia, proses ini sudah berlangsnug sejak lama. Adanya tekanan ini menyebabkan dibutuhkan pendidikan keperawatan pada pendidikan tinggi atau universitas. Sebagai contoh di USA pada tahun 1919 telah terdapat 8 program Beccalauraete dengan masa pendidikan pada umumnya 5 tahun. Pada tahun 1979,23 % dari lulusan baru dari pendidikan keperawatan adalah lulusan dari program Beccalauraete.pada tahun 1981 terdapat 23 program Doktor dalam keperawatan. Hal ini tidak hanya terjadi diluar negri, namun juga di Indonesia, dengan disahkannya program Diploma III, program pendidikan serjana keperawatan, program megister kepemimpinan dan Manajment keperawatanserta pendidikan tinggi oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kurikulum berdasarkan kerangka konsep yang pokok disertai dengan pengalaman beljar ( Learning Experiences ) yang diperlukan dan dilaksanakan dalam tatanan pendidikan yang memungkinan terjadinya perubahan prilaku seperti yang dirumuskan dalam tujuan penididikan.

B. Perkembangan pendidikan keperawatan pada masa transisi

a.Penataanpendidikankeperawatan
         Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui       pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan   kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga kepereawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1.     Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistim pendidikan nasional dengan        menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma, serjana.
2.     Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan profesi keperawatan.dengan standarisasi kalitas melalui akreditsi diharapkan pendidikan keperawatan akan semakin terarah dalam pendidikan profesi, disamping itu pusat dan latihan profesi keperawatan perlu dikembangkan sesuai aah dan kkebijakan profesi keprawatan.
3.     Pengembangan lahan peraktik keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas personal. Pengembangan ini dilakukan dengan pencapaian kopetensi yang ada dengan menerapkan pengalaman belajar klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat upaya tersebut dapat dilakukan dengan membentuk kmunitas keperawatan seperti pembagian komunitas perawat menjadi devisi-devisi,seperti komunitas perawat , devisi medical bedah, devisi maternitas, devisi anak,devisi jiwa, devisi, gawat darurat, devisi keperawatan keluarga dan maternitas, devisi gerontik dan lain-lain. Sehingga keperawatn sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
4.      Pengembangan dan pembinaan stap akademis menuju erbentuknya masyarakat akademis professional.

b. Penataan praktek keperawatan

           Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, mengingat dengan menata bidang ini lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya sebagai berikut :

1) Pengemabangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara professional. Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
2) Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan. Penyusunan ini akan dilakukan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan melalui asuhan keperawatan mandiri dan professional.
3) Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan memperhatikan beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan menggunakan asuhan professional.

c. Penataan pendidikan berlanjut

Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam mengembangkan spesialisasi atau tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan. Untuk menuju penataan tersebut dapat dilakukan :

1) Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam jangkauan dn pencapaian bagi komunitas perawat agar selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2) Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan atau keahlian khusus.
3) Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui upaya pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau pendidikan.

d. Penataan organisasi profesi keperawatan

Penataan organisasi juga merupakan penataan keperawatan sebagai profesi, mengingat organisasi profesi merupakan sarana untuk komunikasi antar perawat profesioanal serta wadah dalam menyalurkan aspirasi dalam perkembangan keperawatan, dalam menuju proses menjadikan diri ke arah profesional serta menuju tertatanya organisasi profesi tersebut yang dapat dilakukan dengan :

1) Pembinaan organisasi profesi keperawatan. Pembinaan tersebut dilakukan dalam rangka agar organisasi profesi tersebut mampu melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi melalui pembinaan pengembangan pelayanan asuhan keperawatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2) Peningkatan kemampuan organisasi profesi keperawatan, dengan melaksanakan tanggung jawabnya dalam pendidikn keperawatan berkelanjutan, penyusunan standar praktek keperawatan serta penyusunan atau pemberian pengakuan atas legislasi dalam pelaksanaan praktek keperawatan.
3) Pembinaan irganisasi profesi keperawatan. Dengan pelaksanaan ini diharapkan orgnisasi profesi bisa diakui secara benar-benar menjadi organisasi profesi sebagaimana organisasi profesi lainnya serta mampu mengendalikan profesionalisasi keperawatan.

e. Penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan

Lingkuangan merupakan suatu yang pentig dalam penerapan atau pengambangan profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin cepat berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang profesional. Upaya keperawatan dalam menata lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperwatan profesional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawabnya serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat.
2) Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan dengan sikap profesional.
3) Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan profesional sehingga segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung.
4) Memberikan kepercayaan pada masyarakat untuk melaksanakan program praktek keperawatan agar diakui oleh masyarakat.
Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatn seperti yng diuraikan sepintas di atas dan memeperhatikan berbgai faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan keperawatan khususnya paa jenjang pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di indonesia adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dn pembangunan khususnya kesehatan di masa datang.
Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan yang dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikti perkembangan ilemu pengetahuan dn tekhnologi, khususnya iptek bidang keperawatan. Kurikulum pendidikan diartikan tidak saja isi pendidikan akan tetapi juga berbagai bentuk pengalaman belajar yang memugkinkan peserta didik menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperluas, serta memungkinkan terjadinya proses penumbuhan dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa krikulum pendidikan di sususn dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dn pembangunan di masa yang akan datang, dengan tetap memeperhatikan pandangan dn tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orintasi pendidikan kepada masyarakat di cirikan juga dengan pengalaman belajar di masyarakat (community based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar dimasyarakat, seperti pengalaman belajar kelinik (PBK), dan pengalaman belaja lapangan (PBL). Kedua bentuk pengalaman belajar ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan dan pembinaan sikap serta ketermpilan profesional pada peserta didik.

Isi pendidikan pada masa-masa ini dan berbagai pengalaman belajar yang dikembangkan untuk memberikan landasan keilmuan yang kokoh serta skap dan kemampuan profesional yang dituntut oleh profesi keperawatan.

1.     Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan harus ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (Standar Profesional), dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi keperwatan. Pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk menguasai body of knowledge yang diperlukan oleh perawat profesional dan menguasai metode dan tekik keperawatan yang diperlukan untuk meaksanakan pelayanan/ Asuhan keperawatan.
2.     Menyelesaikan masalah secara ilmiah
Dalam seluruh rangkaian pengalaman belajar pada pendidikan tinggi keperawatan secara bertahap dan terintegrsikan sepenuhnya, ditumbuhkan dan dibina kemampuan untuk memecahkan masalah secara ilmiah problem solving), termasuk penalaran ilmiah(sciencetific reasoning). Penumbuhan dan pembinaan kemampuan ini juga di kaitkan dengan tercapainya penguasaan proses keperawatan (nursing proses) oleh peserta didik yang merupakan pendekatan penyelesaian masalah secara ilmiah, termasuk pengambilan keputusan klinis(clinicadecision)
3.     Sikap dan tingkah laku profesional
Penumbuhan dan pembinaan bersikap kemampuan berfikir dan bertindkak profesional merupakan proses panjang an berlanjut, terlaksana dalam suatu lingkunga yang sarat dengan model peran (role model).
4.     Belajar aktif dan mandiri
Kemampuan dan kemauan belajar aktif mandiri dan mengarahkan belajar sendiri harus ditumbuh kembangkan sejak awal proses pendidikan, menuju terbinanya sikap dan kemauan belajar sepanjang hayat. Segala bentuk penglaman belajar dikembangkan dan dilaksakan dengan berorientasi kepada peserta didik (student oriented)
5.     Pendidikan berada di masyarakat
Pendidikan atau pengalaman belajar yang dikembangkan dalam masyarakat(comunity based learning) memungkinkan untuk menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan profesional para pesrta didik melalui bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan di masyarakat, yaitu metode PBK dan PBL ditumbuhkan dan di bina kemampuan pengambilan keputusan klinik yang merupakan penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etik dengan bertolak dari masalah-masalah nyata dalam bidang keperawatan (nursing problems)



Berbagai sumber pendidikan yang di perlukan
Pelaksanaan pendidikan keperawatan,khususnya program pendidikan sarjana keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai sumber pendidikan (educational recources) dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam pengembangan pendidikan keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut. Melalui upaya yang demikian diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina suatu masyrakat ilmiah keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang selanjutnya dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman teori dan konsep-konsep ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang pengalaman belajar diskujsi kelompok (PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP) di Laboratorium yang memadai deikian pula laboratorium keperawtan dasar, tempat ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar keperawatan harus ada dan memungkinkan pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan dikembangkan sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman belajar lain) dilaksanakan, dibina dan dikembangkan sdemikian rupa sehingga benar-benar memberi kesempatan pada peserta didik untuk pengalaman belajar nyata yang diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri atas lebih dari satu fasilitas pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai jaringan lahan praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional diperlukan lingkungan belajar dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan penalaran etik. Lingkungan yang demikian ini adalah lingkungan belajar klinik dan lingkungan belajar lapangan, disertai adanya masyarakat professional (professional community) yang membina iklim keprofesian (profsional climate), sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role model).


Jenis Dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
                              
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masyarakat, serta memperhatikan tuntutan pembangunan keperawatan sebagai profesi mandiri, sistem pendidikan keperawatan dikembangkan dengan berbagai jenis dalam berbagai jenjang pendidikan.

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pada jenjang pendidikan diploma III bersifat pendidiakn profesi, menghasilakan ahli madia keperawatan (A.Md.Kep) sebagai perawat profesional pemula. Pendidikan pendidikan perawatan pada jenjang diploma dikembangkan tutama untuk menghasilkan lulusan perawat yang menguasai kemampuan keperawatan umum dan dasar.pendidikan pada tahap ini lebih menekankan penguasaan sikap dan keterampilan dengan landasan yang memadai sebagai perawat generalis ia telah memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional dalam keperawatan. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan masa datang, dengan keadaan dan tingkat perkembangan yang diperkirakan sudah berbeda dengan pada saat ini. Seperti keperawatan kesehatan ibu anak, atau keperawatan kesehatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan kesehatan keluarga, keperawatan kesehatan komunitas, kepeawatan kesehatan jiwa dan keperawatan lansia (gerontik) untuk menentukan apakah perawat dengan keahlian khusus ini memeng dibutuhkan, dan untuk menentukan keahlian man yang dibutuhkan,perlu dilakukan penelitian secara seksama dan mendasar. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya penetapan jenis pendidikan yang diperlukan, serta dapat merugikan masyarakat dan perkembangan profesi keperawatan selanjutnya dapat dicegah terjadina benturan fungsi dlam melaksanakn pelayanan kesehatan kepad masyarakat, khususnya pelayanan dn asuhan keperawatan.

Program pendidikan sarjana keperawatan

Pendidikan pada tahap ini bersifat penididikan akademik profesional, menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu keoerwatan dan ilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampilan profesional dalam keperawatan. Pada jenjang pendidikan ini, menghasilkan perawat generalis, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program akademik dan tahap program keprofesian yang pada akhir pendidikannya mendapat sebutan profesi ners. Pada jenjang pendidikan ini orientasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang bermakna bahwa arah pengembangan dan pembinaan adalah ulmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep yang kokoh yaitu:

a) penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
b) memecahkan masalah secara ilmiah
c) sikap, kemampuan dan tingkah laku profesional
d) belajar aktif dan mandiri
e) belajar dimasyarakat

Kelompok ilmu yang terdapat dalam kurikulu pendidikan, mencakup kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang berbagai bentuk pengalaman belajar dilaksanakan dan dilaksanakan dalam tatanan yang relevan, khususnya pengalaman belajar praktik (PBP), pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL). PBK dan PBL dilaksanakan didalam tatanan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan nyata yang ada, sedengakan PBP dilaksanakan didalam laboratorium keperawatan dengan fasilitas peralatan laboratorium yang cukup melalui kurikulum pendidikan yang demikian diharapkan dapat menghasilkan perawat yang mampu dan mau melaksakan asuhan keperawatan sesuai yang ditentukan oleh profesi keperawatan dan menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat.

C. Perkembangan pendidikan keperawatan di masa yang akan datang Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan

Pendidikan keperawatan diselenggarakan oleh Depkes berdasarkan UU no. 20 tahun 2003, Depmen no. 23 tahun 2001 dan PP no. 19 tahun 2000 bahwa pendidikan keperawatan dibawah naungan Depkes karena terdapat pada UU no. 20 tahun 1989, mengatur bahwa penyelenggaraan pendidikan oleh Departemen . Pada UU 20 tahun 2003, Depmen 23/24 tahun 2001 pendidikan keperawatan S1 diselenggarakan oleh Diknas.

Pergeseran pandangan dalam keperawatan
1.Adanya perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan
2.Pergeseran pendidikan keyakinan alam keperawatan.
 Dalam keperawatan dilihat sebagai sebuah kegiatan yang bersifat konvesional artinya sesuatu kegiatan dilakukan karena perintah. Perawat dijuluki dengan sebutan Pembantu orang sakit (POS ) dengan memakai pakai putih. Seiring dengan perkembangan zaman, disamping perawat dijadikan Pembantu orang sakit b, tetapi keperawatan mengalami peningkatan tingkat pendidikan dari SPR, SPK, DIII Keperawatan dan sampai S1 Keperawatan diakui pada tahun 1948. Perawatan pertama kali diakui sebagai profesi di negara Amerika dengan nama Persatuan Perawat yaitu ANA yang dikenal sebagai kegiatan profesional yang dilakukan secara sistematis . sampai berkembang di Indonesia perawat diakui sebagai profesi. Tokoh yang mengenalkan perawat sebagai profesi dari timur tengah adalah “ Nurfaidah “
3. Adanya perubahan dalam manusia dari tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah
4. Adanya pergeseran alam asuhan keperawatan
5. Dalam pemberian asuhan keperawatan digunakan pola-pola lama, pendekatan alma, sebuah tindakan dapat di tanggung jawabkan . Konsep ini dinamakan sebagai pengabdian.

Faktor-faktor penyelenggaraan pendidikan dahulu dan masa kini

Dahulu Masa kini
Pendidikan keperawatan diselenggarakan dalam rumah sakit . Profesi keperawatan mulai diakui pada tahun 1952. Perawat didik untuk diproduksi pada kalangan sendiri, pendidikan laboratorium rumah sakit. Pendidikan dilakukan pada rumah sakit, belum dilaksanakan pada perguruan tinggi. Tridarma perguruan tinggi :
Pendidikan
Pengabdian
Penelitian. Pendidikan dilaksanakan di rumah sakit sulit untuk melakukan riset
Pendidikan bersifat magan Pendidikan keperawatan dilaksanakan Di PT atau Universitas. Dengan pendidikan keperawatan dilaksanakan pada Universitas / PT mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan keperawatan berkembang melalui dua aspek :
• Harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
• Tuntutan kebutuhan masyarakat
• Memberikan kesempatan melalui belajar klinik dan lapangan sangat mempengaruh pengetahuan , sikap, keterampilan profesi perawat.
• Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memungkinkan terjadinya perubahan dan penumbuhan keterampilan dalam proses keperawatan

Perkembangan konsep keperawatan oleh dua aspek :
• Pengalaman belajar lapangan dan pengalaman belajar klinik
• Menguasai ilmu pengetahuan teknologi keperawatan
• Penyelesaian masalah secara klinik
• Belajar aktif dan mandiri
• Pendidikan berada di masyarakat diperbanyak

Program pendidikan magister keperawatan

Dalam mengahadapi tekanan perkembangan iptek serta tuntutan kebutuhan dan permintaan masyrakat yang diperkirakan akan terus meningkat, pendidikan pasca sarjana dalam bidang keperawatan juga dikembangkan. Hal ini juga diperlukan agar perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam bidang keperawatan melalui berbagai bentuk penelitian dapat dilaksanakan, dan selanjutnya dimanfaatkan dalam upaya meningkat mutu asuhan keperawatan. Program pendidikan magister keperawatan yang ada saat ini adalah program megister manageman keperawatan.



Program pendidikan spesialis bidang keperawatan

Dalam memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan dimasa depan, dan bertolak pada pndangan bahwa setiap saat dan tahap pengembangan perlu diupayakan un tuk meningkatkan relevansi dn mutu asuhan keperawatan pada masyarakat, maka dikembangkan pendidikan keperawatan pada jenjang spesialis. Pendidikan jenjang ini lebih merupakan pendidikan yang memperdalam pengethuan dan keterampilan profesi keperawatan. Sifat memperdalam ilmu pengetahuan keperawatan, walaupun lebih mengutamakan ilmu keperwatan klinik, namun tidak dapat dipisahkan sepenuhn ya dengan perkembangan kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang, termasuk ilmu dasar keperawatan. Jenis pendidikan pada jenjang pendidikan ini didasarkan pada tuntutan kebutuhan pelyanan keperawatan, dan perkembangan ilmu keperwatan, khusussnya ilmu keperawatan klinis. Dalam pengembangan jenjang pendidikan ini divegah terjadinya pragmentasi yang berlebih yang dapat merugikan masyarakat dan perkembangan profesi keperawatan. Penetapan jenis spesialisasi seyogyanya dilakukan bersama-sama oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pengemabangan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan keperawatan dan kesehatan serta organisasi profesi keperwatan.
Program pendidikan spesialis keperawatan yang ada saat ini adalah program pendidikan spesialis maternitas dan ke depan akan dikembangkan program spesialis lain yang sesuai dengan kebutuhan.































KESIMPULAN


Berbagai sumber pendidikan yang di perlukan
Pelaksanaan pendidikan keperawatan,khususnya program pendidikan sarjana keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai sumber pendidikan (educational recources) dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam pengembangan pendidikan keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut. Melalui upaya yang demikian diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina suatu masyrakat ilmiah keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang selanjutnya dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman teori dan konsep-konsep ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang pengalaman belajar diskujsi kelompok (PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP) di Laboratorium yang memadai deikian pula laboratorium keperawtan dasar, tempat ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar keperawatan harus ada dan memungkinkan pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan dikembangkan sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman belajar lain) dilaksanakan, dibina dan dikembangkan sdemikian rupa sehingga benar-benar memberi kesempatan pada peserta didik untuk pengalaman belajar nyata yang diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri atas lebih dari satu fasilitas pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai jaringan lahan praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional diperlukan lingkungan belajar dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan penalaran etik. Lingkungan yang demikian ini adalah lingkungan belajar klinik dan lingkungan belajar lapangan, disertai adanya masyarakat professional (professional community) yang membina iklim keprofesian (profsional climate), sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role model).





















DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://www.penerbitsalemba.com
Kusnanto.2004. Pengantar Profesi Dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Ali, Zaidin. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Diposkan oleh Alfian Ali Shaifullah Muzaky di 20:04


Tidak ada komentar:

Posting Komentar