SISTEM PENDIDIKAN KEPERAWATAN DAN JENJANG KETERAMPILAN
PROFESI KEPERAWATAN
Disusun
Oleh:
LULU INAFIAH
KELAS C PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER 1
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2011/201
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul“ Sistem Pendidikan
Keperawatan dan Jenjang Keterampilan Profesi Keperawatan”.
Pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Yang
kami hormati:
1.
Ibu Tri Sumarni, S.Kep,Ns
selaku
dosen pengampu materi keperawatan profesional
2.
Bapak, Ibu dant eman-temanku tersayang yang member dukungan dan dorongan kepada penyusun
3.
Teman-teman senasib dan seperjuangan yang telah
member semangat kepada penyusun
4.
Pembaca yang budiman.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya dari semua
pihak yang membaca.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Purwokerto,
28 September 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan
sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan pada hasil
lokakarya nasional pada tahun
1983, dan didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko-
sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat, baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Oleh karena
itu sifat pendidikan keperawatan juga
menekankan pemahaman tentang
keprofesian.
Untuk menghasilkan seorang
perawat profesional, harus melewati dua tahap
pendidikan yaitu :
·
Tahap
pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar
S.Kep.
·
b.
Tahap pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners
(Ns).
Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus
diikuti, karena keduanya
merupakan tahapan pendidikan yang
terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain.
Pada tahap akademik mahasiswa
mendapatkan teori-teori dan
konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini
terbagi menjadi kelompok mata
kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah
penunjang seperti mata kuliah
medis yang secara tidak langsung menunjang
mata kuliah keperawatan dan mata
kuliah keahlian berupa mata kuliah
keperawatan. Sedangkan pada tahap
profesi mahasiswa mengaplikasikan teori-teori
dan konsep-konsep yang telah
didapat selama tahap akademik.
ISI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN
A.Perkembangan pendidikan
keperawatan di masa lalu
Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan
metodologi keperawatan yang bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan
tentang keperawatan,dan pergeseran dalam asuhan keperawatan, merupakan tekanan
utama terjadinya perugahan dalam pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat
berada dirumah sakit (hospital-based), bergeser pada bentuk pendidikan yang
berada pada perguruan tinggi atau universitas.(university – based).pendidikan
keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser
menjadi pendidikan yang ditunjukan pada pengetahuan keperawatan dan meted
keperawatan melalui pendidikan melalui pendidikan dan latihan yang lama.
Dibeberapa Negara di luar Indonesia, proses ini sudah berlangsnug sejak lama.
Adanya tekanan ini menyebabkan dibutuhkan pendidikan keperawatan pada
pendidikan tinggi atau universitas. Sebagai contoh di USA pada tahun 1919 telah
terdapat 8 program Beccalauraete dengan masa pendidikan pada umumnya 5 tahun.
Pada tahun 1979,23 % dari lulusan baru dari pendidikan keperawatan adalah
lulusan dari program Beccalauraete.pada tahun 1981 terdapat 23 program Doktor
dalam keperawatan. Hal ini tidak hanya terjadi diluar negri, namun juga di
Indonesia, dengan disahkannya program Diploma III, program pendidikan serjana
keperawatan, program megister kepemimpinan dan Manajment keperawatanserta
pendidikan tinggi oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kurikulum berdasarkan kerangka konsep yang pokok
disertai dengan pengalaman beljar ( Learning Experiences ) yang diperlukan dan
dilaksanakan dalam tatanan pendidikan yang memungkinan terjadinya perubahan
prilaku seperti yang dirumuskan dalam tujuan penididikan.
B. Perkembangan pendidikan
keperawatan pada masa transisi
a.Penataanpendidikankeperawatan
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga kepereawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga kepereawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Percepatan pertumbuhan pendidikan
keperawatan dalam sistim pendidikan nasional dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan
keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma, serjana.
2. Pengendalian dan pembinaan
pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan keperawatan. Pelaksanaan
pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan pelaksanaan akreditasi
pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan
profesi keperawatan.dengan standarisasi kalitas melalui akreditsi diharapkan
pendidikan keperawatan akan semakin terarah dalam pendidikan profesi, disamping
itu pusat dan latihan profesi keperawatan perlu dikembangkan sesuai aah dan
kkebijakan profesi keprawatan.
3. Pengembangan lahan peraktik
keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas personal. Pengembangan ini
dilakukan dengan pencapaian kopetensi yang ada dengan menerapkan pengalaman
belajar klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat upaya tersebut dapat
dilakukan dengan membentuk kmunitas keperawatan seperti pembagian komunitas
perawat menjadi devisi-devisi,seperti komunitas perawat , devisi medical bedah,
devisi maternitas, devisi anak,devisi jiwa, devisi, gawat darurat, devisi
keperawatan keluarga dan maternitas, devisi gerontik dan lain-lain. Sehingga
keperawatn sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
4. Pengembangan dan pembinaan stap akademis
menuju erbentuknya masyarakat akademis professional.
b. Penataan
praktek keperawatan
Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, mengingat dengan menata bidang ini lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya sebagai berikut :
1) Pengemabangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara professional. Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
2) Penyusunan dan pemberlakuan
standar praktek keperawatan. Penyusunan ini akan dilakukan dalam meningkatkan
mutu asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan melalui asuhan
keperawatan mandiri dan professional.
3) Penerapan model asuhan
keperawatan secara professional dengan memperhatikan beberapa kode etik
keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan menggunakan asuhan
professional.
c. Penataan pendidikan berlanjut
Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan
merupakan syarat penting dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena
melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah
dalam mengembangkan spesialisasi atau tingkat kekhususan dalam profesi
keperawatan. Untuk menuju penataan tersebut dapat dilakukan :
1) Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam jangkauan dn pencapaian bagi komunitas perawat agar selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2)
Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan
atau keahlian khusus.
3)
Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui upaya
pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau
pendidikan.
d. Penataan
organisasi profesi keperawatan
Penataan organisasi juga merupakan penataan
keperawatan sebagai profesi, mengingat organisasi profesi merupakan sarana
untuk komunikasi antar perawat profesioanal serta wadah dalam menyalurkan
aspirasi dalam perkembangan keperawatan, dalam menuju proses menjadikan diri ke
arah profesional serta menuju tertatanya organisasi profesi tersebut yang dapat
dilakukan dengan :
1) Pembinaan organisasi profesi keperawatan. Pembinaan tersebut dilakukan dalam rangka agar organisasi profesi tersebut mampu melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi melalui pembinaan pengembangan pelayanan asuhan keperawatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2)
Peningkatan kemampuan organisasi profesi keperawatan, dengan melaksanakan
tanggung jawabnya dalam pendidikn keperawatan berkelanjutan, penyusunan standar
praktek keperawatan serta penyusunan atau pemberian pengakuan atas legislasi
dalam pelaksanaan praktek keperawatan.
3) Pembinaan
irganisasi profesi keperawatan. Dengan pelaksanaan ini diharapkan orgnisasi
profesi bisa diakui secara benar-benar menjadi organisasi profesi sebagaimana
organisasi profesi lainnya serta mampu mengendalikan profesionalisasi
keperawatan.
e. Penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan
Lingkuangan merupakan suatu yang pentig dalam
penerapan atau pengambangan profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan,
maka profesi keperawatan akan semakin cepat berkembang ke arah terciptanya
lingkungan yang profesional. Upaya keperawatan dalam menata lingkungan tersebut
dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperwatan profesional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawabnya serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat.
2)
Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan dengan sikap profesional.
3)
Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan profesional sehingga
segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung.
4)
Memberikan kepercayaan pada masyarakat untuk melaksanakan program praktek
keperawatan agar diakui oleh masyarakat.
Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang
keperawatn seperti yng diuraikan sepintas di atas dan memeperhatikan berbgai
faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan keperawatan khususnya paa jenjang
pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di indonesia
adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan
masyarakat dn pembangunan khususnya kesehatan di masa datang.
Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan yang dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikti perkembangan ilemu pengetahuan dn tekhnologi, khususnya iptek bidang keperawatan. Kurikulum pendidikan diartikan tidak saja isi pendidikan akan tetapi juga berbagai bentuk pengalaman belajar yang memugkinkan peserta didik menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperluas, serta memungkinkan terjadinya proses penumbuhan dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa krikulum pendidikan di sususn dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dn pembangunan di masa yang akan datang, dengan tetap memeperhatikan pandangan dn tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orintasi pendidikan kepada masyarakat di cirikan juga dengan pengalaman belajar di masyarakat (community based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar dimasyarakat, seperti pengalaman belajar kelinik (PBK), dan pengalaman belaja lapangan (PBL). Kedua bentuk pengalaman belajar ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan dan pembinaan sikap serta ketermpilan profesional pada peserta didik.
Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan yang dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikti perkembangan ilemu pengetahuan dn tekhnologi, khususnya iptek bidang keperawatan. Kurikulum pendidikan diartikan tidak saja isi pendidikan akan tetapi juga berbagai bentuk pengalaman belajar yang memugkinkan peserta didik menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperluas, serta memungkinkan terjadinya proses penumbuhan dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa krikulum pendidikan di sususn dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dn pembangunan di masa yang akan datang, dengan tetap memeperhatikan pandangan dn tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orintasi pendidikan kepada masyarakat di cirikan juga dengan pengalaman belajar di masyarakat (community based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar dimasyarakat, seperti pengalaman belajar kelinik (PBK), dan pengalaman belaja lapangan (PBL). Kedua bentuk pengalaman belajar ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan dan pembinaan sikap serta ketermpilan profesional pada peserta didik.
Isi pendidikan pada masa-masa ini dan berbagai
pengalaman belajar yang dikembangkan untuk memberikan landasan keilmuan yang
kokoh serta skap dan kemampuan profesional yang dituntut oleh profesi
keperawatan.
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan
Seluruh rangkaian proses pendidikan
pada program pendidikan tinggi keperawatan harus ditata dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik memahami dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan untuk melaksanakan
pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (Standar
Profesional), dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi keperwatan.
Pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk menguasai body of knowledge yang
diperlukan oleh perawat profesional dan menguasai metode dan tekik keperawatan
yang diperlukan untuk meaksanakan pelayanan/ Asuhan keperawatan.
2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
Dalam seluruh rangkaian pengalaman
belajar pada pendidikan tinggi keperawatan secara bertahap dan terintegrsikan
sepenuhnya, ditumbuhkan dan dibina kemampuan untuk memecahkan masalah secara
ilmiah problem solving), termasuk penalaran ilmiah(sciencetific reasoning).
Penumbuhan dan pembinaan kemampuan ini juga di kaitkan dengan tercapainya penguasaan
proses keperawatan (nursing proses) oleh peserta didik yang merupakan
pendekatan penyelesaian masalah secara ilmiah, termasuk pengambilan keputusan
klinis(clinicadecision)
3. Sikap dan tingkah laku profesional
Penumbuhan dan pembinaan bersikap
kemampuan berfikir dan bertindkak profesional merupakan proses panjang an
berlanjut, terlaksana dalam suatu lingkunga yang sarat dengan model peran (role
model).
4. Belajar aktif dan mandiri
Kemampuan dan kemauan belajar aktif
mandiri dan mengarahkan belajar sendiri harus ditumbuh kembangkan sejak awal
proses pendidikan, menuju terbinanya sikap dan kemauan belajar sepanjang hayat.
Segala bentuk penglaman belajar dikembangkan dan dilaksakan dengan berorientasi
kepada peserta didik (student oriented)
5. Pendidikan berada di masyarakat
Pendidikan atau pengalaman belajar
yang dikembangkan dalam masyarakat(comunity based learning) memungkinkan untuk
menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan profesional para pesrta didik
melalui bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan di masyarakat, yaitu metode
PBK dan PBL ditumbuhkan dan di bina kemampuan pengambilan keputusan klinik yang
merupakan penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran ilmiah dan
penalaran etik dengan bertolak dari masalah-masalah nyata dalam bidang keperawatan
(nursing problems)
Berbagai sumber pendidikan yang di perlukan
Pelaksanaan pendidikan keperawatan,khususnya program
pendidikan sarjana keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai
sumber pendidikan (educational recources) dalam jumlah dan kualitas yang
memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam
pengembangan pendidikan keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia
dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut. Melalui upaya yang demikian
diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina suatu masyrakat ilmiah
keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang selanjutnya
dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan
berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman
teori dan konsep-konsep ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang
pengalaman belajar diskujsi kelompok (PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP)
di Laboratorium yang memadai deikian pula laboratorium keperawtan dasar, tempat
ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar keperawatan harus ada dan memungkinkan
pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan dikembangkan sesuai tujuan yang
hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar
klinik dan pengalaman belajar lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman
belajar lain) dilaksanakan, dibina dan dikembangkan sdemikian rupa sehingga
benar-benar memberi kesempatan pada peserta didik untuk pengalaman belajar
nyata yang diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri atas lebih dari
satu fasilitas pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai
jaringan lahan praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional
diperlukan lingkungan belajar dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan
penalaran etik. Lingkungan yang demikian ini adalah lingkungan belajar klinik
dan lingkungan belajar lapangan, disertai adanya masyarakat professional
(professional community) yang membina iklim keprofesian (profsional climate),
sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role
model).
Jenis Dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Jenis Dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan kesehatan di masyarakat, serta memperhatikan tuntutan pembangunan
keperawatan sebagai profesi mandiri, sistem pendidikan keperawatan dikembangkan
dengan berbagai jenis dalam berbagai jenjang pendidikan.
Program Pendidikan Diploma III
Keperawatan
Pada jenjang pendidikan diploma III bersifat
pendidiakn profesi, menghasilakan ahli madia keperawatan (A.Md.Kep) sebagai
perawat profesional pemula. Pendidikan pendidikan perawatan pada jenjang
diploma dikembangkan tutama untuk menghasilkan lulusan perawat yang menguasai
kemampuan keperawatan umum dan dasar.pendidikan pada tahap ini lebih menekankan
penguasaan sikap dan keterampilan dengan landasan yang memadai sebagai perawat
generalis ia telah memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional
dalam keperawatan. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan kesehatan masa datang, dengan keadaan dan tingkat perkembangan yang
diperkirakan sudah berbeda dengan pada saat ini. Seperti keperawatan kesehatan
ibu anak, atau keperawatan kesehatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan
kesehatan keluarga, keperawatan kesehatan komunitas, kepeawatan kesehatan jiwa
dan keperawatan lansia (gerontik) untuk menentukan apakah perawat dengan
keahlian khusus ini memeng dibutuhkan, dan untuk menentukan keahlian man yang
dibutuhkan,perlu dilakukan penelitian secara seksama dan mendasar. Dengan
demikian dapat dicegah terjadinya penetapan jenis pendidikan yang diperlukan,
serta dapat merugikan masyarakat dan perkembangan profesi keperawatan
selanjutnya dapat dicegah terjadina benturan fungsi dlam melaksanakn pelayanan
kesehatan kepad masyarakat, khususnya pelayanan dn asuhan keperawatan.
Program pendidikan sarjana
keperawatan
Pendidikan pada tahap ini bersifat penididikan
akademik profesional, menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu
keoerwatan dan ilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan
keterampilan profesional dalam keperawatan. Pada jenjang pendidikan ini,
menghasilkan perawat generalis, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program
akademik dan tahap program keprofesian yang pada akhir pendidikannya mendapat
sebutan profesi ners. Pada jenjang pendidikan ini orientasi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang bermakna bahwa arah
pengembangan dan pembinaan adalah ulmu pengetahuan dan tekhnologi serta
masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep yang kokoh
yaitu:
a) penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
b)
memecahkan masalah secara ilmiah
c) sikap,
kemampuan dan tingkah laku profesional
d) belajar
aktif dan mandiri
e) belajar
dimasyarakat
Kelompok ilmu yang terdapat dalam kurikulu pendidikan,
mencakup kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang berbagai bentuk pengalaman
belajar dilaksanakan dan dilaksanakan dalam tatanan yang relevan, khususnya
pengalaman belajar praktik (PBP), pengalaman belajar klinik (PBK) dan
pengalaman belajar lapangan (PBL). PBK dan PBL dilaksanakan didalam tatanan
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan nyata yang ada, sedengakan
PBP dilaksanakan didalam laboratorium keperawatan dengan fasilitas peralatan laboratorium
yang cukup melalui kurikulum pendidikan yang demikian diharapkan dapat
menghasilkan perawat yang mampu dan mau melaksakan asuhan keperawatan sesuai
yang ditentukan oleh profesi keperawatan dan menjawab tuntutan kebutuhan
masyarakat.
C. Perkembangan pendidikan keperawatan di masa yang akan datang Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan
C. Perkembangan pendidikan keperawatan di masa yang akan datang Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan
Pendidikan keperawatan diselenggarakan oleh Depkes
berdasarkan UU no. 20 tahun 2003, Depmen no. 23 tahun 2001 dan PP no. 19 tahun
2000 bahwa pendidikan keperawatan dibawah naungan Depkes karena terdapat pada
UU no. 20 tahun 1989, mengatur bahwa penyelenggaraan pendidikan oleh Departemen
. Pada UU 20 tahun 2003, Depmen 23/24 tahun 2001 pendidikan keperawatan S1
diselenggarakan oleh Diknas.
Pergeseran pandangan dalam keperawatan
Pergeseran pandangan dalam keperawatan
1.Adanya
perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan
2.Pergeseran
pendidikan keyakinan alam keperawatan.
Dalam keperawatan dilihat sebagai sebuah
kegiatan yang bersifat konvesional artinya sesuatu kegiatan dilakukan karena
perintah. Perawat dijuluki dengan sebutan Pembantu orang sakit (POS ) dengan
memakai pakai putih. Seiring dengan perkembangan zaman, disamping perawat
dijadikan Pembantu orang sakit b, tetapi keperawatan mengalami peningkatan
tingkat pendidikan dari SPR, SPK, DIII Keperawatan dan sampai S1 Keperawatan
diakui pada tahun 1948. Perawatan pertama kali diakui sebagai profesi di negara
Amerika dengan nama Persatuan Perawat yaitu ANA yang dikenal sebagai kegiatan
profesional yang dilakukan secara sistematis . sampai berkembang di Indonesia
perawat diakui sebagai profesi. Tokoh yang mengenalkan perawat sebagai profesi
dari timur tengah adalah “ Nurfaidah “
3. Adanya perubahan dalam manusia dari tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah
4. Adanya pergeseran alam asuhan keperawatan
5. Dalam pemberian asuhan keperawatan digunakan pola-pola lama, pendekatan alma, sebuah tindakan dapat di tanggung jawabkan . Konsep ini dinamakan sebagai pengabdian.
Faktor-faktor penyelenggaraan pendidikan dahulu dan masa kini
3. Adanya perubahan dalam manusia dari tindakan yang dilakukan berdasarkan perintah
4. Adanya pergeseran alam asuhan keperawatan
5. Dalam pemberian asuhan keperawatan digunakan pola-pola lama, pendekatan alma, sebuah tindakan dapat di tanggung jawabkan . Konsep ini dinamakan sebagai pengabdian.
Faktor-faktor penyelenggaraan pendidikan dahulu dan masa kini
Dahulu Masa kini
Pendidikan keperawatan diselenggarakan dalam rumah
sakit . Profesi keperawatan mulai diakui pada tahun 1952. Perawat didik untuk
diproduksi pada kalangan sendiri, pendidikan laboratorium rumah sakit.
Pendidikan dilakukan pada rumah sakit, belum dilaksanakan pada perguruan tinggi.
Tridarma perguruan tinggi :
Pendidikan
Pengabdian
Penelitian. Pendidikan dilaksanakan di rumah sakit sulit untuk melakukan riset
Pendidikan bersifat magan Pendidikan keperawatan dilaksanakan Di PT atau Universitas. Dengan pendidikan keperawatan dilaksanakan pada Universitas / PT mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengabdian
Penelitian. Pendidikan dilaksanakan di rumah sakit sulit untuk melakukan riset
Pendidikan bersifat magan Pendidikan keperawatan dilaksanakan Di PT atau Universitas. Dengan pendidikan keperawatan dilaksanakan pada Universitas / PT mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan
keperawatan berkembang melalui dua aspek :
• Harus
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
• Tuntutan
kebutuhan masyarakat
• Memberikan
kesempatan melalui belajar klinik dan lapangan sangat mempengaruh pengetahuan ,
sikap, keterampilan profesi perawat.
• Dengan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memungkinkan terjadinya
perubahan dan penumbuhan keterampilan dalam proses keperawatan
Perkembangan
konsep keperawatan oleh dua aspek :
• Pengalaman
belajar lapangan dan pengalaman belajar klinik
• Menguasai
ilmu pengetahuan teknologi keperawatan
• Penyelesaian
masalah secara klinik
• Belajar
aktif dan mandiri
• Pendidikan
berada di masyarakat diperbanyak
Program pendidikan magister
keperawatan
Dalam mengahadapi tekanan perkembangan iptek serta
tuntutan kebutuhan dan permintaan masyrakat yang diperkirakan akan terus
meningkat, pendidikan pasca sarjana dalam bidang keperawatan juga dikembangkan.
Hal ini juga diperlukan agar perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam
bidang keperawatan melalui berbagai bentuk penelitian dapat dilaksanakan, dan
selanjutnya dimanfaatkan dalam upaya meningkat mutu asuhan keperawatan. Program
pendidikan magister keperawatan yang ada saat ini adalah program megister
manageman keperawatan.
Program pendidikan spesialis bidang
keperawatan
Dalam memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan kesehatan dimasa depan, dan bertolak pada pndangan
bahwa setiap saat dan tahap pengembangan perlu diupayakan un tuk meningkatkan
relevansi dn mutu asuhan keperawatan pada masyarakat, maka dikembangkan
pendidikan keperawatan pada jenjang spesialis. Pendidikan jenjang ini lebih
merupakan pendidikan yang memperdalam pengethuan dan keterampilan profesi
keperawatan. Sifat memperdalam ilmu pengetahuan keperawatan, walaupun lebih
mengutamakan ilmu keperwatan klinik, namun tidak dapat dipisahkan sepenuhn ya
dengan perkembangan kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang, termasuk ilmu
dasar keperawatan. Jenis pendidikan pada jenjang pendidikan ini didasarkan pada
tuntutan kebutuhan pelyanan keperawatan, dan perkembangan ilmu keperwatan,
khusussnya ilmu keperawatan klinis. Dalam pengembangan jenjang pendidikan ini
divegah terjadinya pragmentasi yang berlebih yang dapat merugikan masyarakat
dan perkembangan profesi keperawatan. Penetapan jenis spesialisasi seyogyanya
dilakukan bersama-sama oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pengemabangan
pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan keperawatan dan kesehatan serta
organisasi profesi keperwatan.
Program pendidikan spesialis keperawatan yang ada saat
ini adalah program pendidikan spesialis maternitas dan ke depan akan
dikembangkan program spesialis lain yang sesuai dengan kebutuhan.
KESIMPULAN
Berbagai sumber pendidikan yang di perlukan
Pelaksanaan pendidikan keperawatan,khususnya program
pendidikan sarjana keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai
sumber pendidikan (educational recources) dalam jumlah dan kualitas yang
memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam
pengembangan pendidikan keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia
dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut. Melalui upaya yang demikian
diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina suatu masyrakat ilmiah
keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang selanjutnya
dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan
berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman
teori dan konsep-konsep ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang
pengalaman belajar diskujsi kelompok (PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP)
di Laboratorium yang memadai deikian pula laboratorium keperawtan dasar, tempat
ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar keperawatan harus ada dan memungkinkan
pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan dikembangkan sesuai tujuan yang
hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar
klinik dan pengalaman belajar lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman
belajar lain) dilaksanakan, dibina dan dikembangkan sdemikian rupa sehingga
benar-benar memberi kesempatan pada peserta didik untuk pengalaman belajar
nyata yang diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri atas lebih dari
satu fasilitas pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai jaringan
lahan praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional
diperlukan lingkungan belajar dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan
penalaran etik. Lingkungan yang demikian ini adalah lingkungan belajar klinik
dan lingkungan belajar lapangan, disertai adanya masyarakat professional
(professional community) yang membina iklim keprofesian (profsional climate),
sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role
model).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz
Alimul. 2007. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://www.penerbitsalemba.com
http://www.penerbitsalemba.com
Kusnanto.2004.
Pengantar Profesi Dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit
Buku
Kedokteran
Gaffar, La
Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Ali, Zaidin.
2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Diposkan
oleh Alfian Ali Shaifullah Muzaky di 20:04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar