OBSTETRI
Pemeriksaan
obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya
diperlukan pemeriksaan antenatal, pemeriksaan panggul, palpasi dan auskultasi.
Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-hal penting yang harus segera
dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu berubah sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan panggul bertujuan untuk mengetahui
luas pintu atas panggul dan penggolongan jenis panggul seorang ibu. Pemeriksaan
palpasi bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah
bayi, kondisi bayi dan kesesuaian muatan dengan jalan lahir.
Indikasi
:
·
Asuhan antenatal.
·
Deteksi dini suatu
kondisi patologik dalam kehamilan.
·
Merencanakan
persalinan.
·
Persiapan penyelesaian
persalinan.
·
Kemajuan perkembangan
kehamilan.
·
Mengetahui letak,
posisi, presentasi dan kondisi bayi.
·
Menatalaksana masalah
yang ditemukan dalam suatu kehamilan.
A.
Pengertian
, Penyebab , Gejala , Penanganan komplikasi nifas
1. Pengertian
Komplikasi Nifas
Semua
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital
pada waktu persalinan dan nifas. Dalulu infeksi ini merupakan sebab kematian
maternal yang paling penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu kebidanan,
khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya,
dan penemuan obat-obat baru seperti sulfa dan antibiotika lainnya, di
negara-negara maju perananya sebagai penyebab kematian tersebut sudah
berkurang. Di negara-negara sedang berkembang, dengan pelayanan kebidanan yng
masih jauh dari kesempurnaan, peranan infeksi nifas masih besar.
Demam
nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa
nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Commitee
on Maternal Welfare (Amerika Serikat) definisi mordibitas puerperalis ialah
kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari
mulut sedikit-sedikitnya 4 kali sehari.
2. Penyebab
Komplikasi Nifas
Infeksi dapat terjadi
sebagai berikut :
a) Tangan
pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau
operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.
Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau -alat yang dimasukkan ke dalam
jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
b) Droplet
infection.
Sarung tangan atau
alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan
dokter atau pembantu-pembantunya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas
yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita
infeksi saluran pernapasan dilarang memasuki kamar bersain.
c) Dalam
rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara
kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain alat-alat yang suci hama, dan
yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
d) Koitus
pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecualai apabila
mengakibatkan pecahnya ketuban.
e) Infeksi
intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada waktu berlangsungnya
persalinan. Infeksi intrapartum biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika
ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam.
Gejala-gejala ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan
takikardia ; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban bisa
menjadi keruh dan berbau. Pada infeksi
intrapartum kuman-kuman memasuki dinding uterus pada waktu persalinan, dan dengan
melewati amnion dapat menimbulkan infeksi pula pada janin. Prognosis infeksi
intrapartum sangat tergantung dari jenis kuman, lamanya infeksi berlangsung,
dan dapat tidaknya persalinan berlangsung tanpa banyak perlukaan jalan lahir.
3. Gejala
Komplikasi Nifas
Infeksi masa nifas umumnya terjadi di rahim yang
ditandai dengan gejala-gejala:
·
Demam ringan sampai tinggi.
·
Rasa nyeri (tegang), terutama di
bagian bawah perut (di daerah rahim).
·
Lokia berbau busuk, dan berwarna
darah agak kekuningan (karena bercampur dengan nanah).
·
Terjadi kelumpuhan pada otot rahim,
sehingga rahim tidak bisa kuncup dengan baik, yang disebut sub-involusi.
Akibatnya, perut akan terlihat bengkak dan kembung, bahkan dapat menimbulkan
perdarahan.
4.
Penanganan Komplikasi Nifas
ü Suhu
harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
ü Berikan
terapi antibiotik.
ü Perhatikan
diet.
ü Lakukan
transfusi darah bila perlu.
ü Hati-hati
bila ada abses, jaga supaya naanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum.
perineum.
B. Gangguan Kenyamanan Infeksi Puerpuralis
Kemungkinan adanya diagnosis:
1.
Metritis(Endometritis/Endiometritis)
Gejala
dan tanda yang selalu didapat:
-
Nyeri perut bagian
bawah
-
Lokhia yang purulen dan
berbau
-
Uterus tegang dan
subinvolusi
Gejala
lain yang mungkin didapat:
-
Perdarahan pervaginaan
-
Syok
-
Peningkatan sel darah
putih terutama polimorfonuklear lekosit
2.
Abses Pelvis
Gejala
dan tanda yang selalu didapat:
-
Nyeri perut bagian
bawah
-
Pembesaran perut bagian
bawah
-
Demam yang terus
menerus
Gejala
lain yang mungkin didapat:
-
Dengan antibiotik tidak
membaik
-
Pembengkakan pada
adneksa atau kavum Douglas
3.
Peritonitis
Gejala
yang didapat:
-
Nyeri payudara dan
tegang
Gejala
lain yang mungkin didapat;
-
Perut yang
tegang(rebound tendernes)
-
Anoreksia/muntah
4.
Bendungan pada payudara
Gejala
dan tanda yang selalu didapat:
-
Nyeri payudara dan
tegang
Gejala
lain yang mungkin didapat:
-
Payudara yang mengeras
dan membesar (pada kedua payudara) biasanya terjadi antara hari 3-5 pasca
persalinan
5.
Mastitris
Gejala
dan tanda yang selalu didapat:
-
Nyeri payudara dan
tegang/bengkak
Gejala
lain yang mungkin didapat:
-
Ada inflamasi yang di
dahului bendungan kemerahan yang batasnya jelas pada payudara biasanya hanya
satu payudara biasanya terjadi antara 3-4 minggu pascapersalinan
6.
Abses payudara
Gejala
dan tanda yang selalu di dapat
-
Payudara yang tegang
dan padat kemerahan
Gejala
lain yang mungkin di dapat
-
Pembengkakan dengan ada
fluktuasi mengalir nanah.
C. Kelainan pada mammae
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi
payudara pada persalinan yang berupa payudara tegang/indurasi dan kemerahan.
Penanganan yang
harus dilakukan:
·
Berikan kloksasilin 500
mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya
keluhan akan berkurang
·
Sangga payudara
·
Kompres dingin
·
Bila diperlukan berikan
parasetamol 500 mg peroral setiap 4jam
·
Ibu harus didorong menyusui
bayinya walau ada pus
·
Ikuti perkembangan
3hari setelah pemberian pengobatan
2. Abses
payudara
Terdapat masa
padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan
Penanganan yang
harus dilakukan:
·
Diperlukan anestesi
umum (kelamin)
·
Insisi radial dari
tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI
·
Pecahkan kantung pus
dengan tissue forceps jari tangan
·
Pasang tampon dan drain
·
Tampon dan drain
diangkat setelah 24 jam
·
Berikan Kloksasilin
500mg setiap 6 jam selama 10 hari
·
Sangga payudara
·
Kompres dingin
·
Berikan paracetamol
500mg setiap 4 jam sollow up setelah pemberian pengobatan selama 3hari.
Kisimpulan :
Komplikasi Nifas
adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam
alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
Gejala
Komplikasi Nifas
Infeksi masa
nifas umumnya terjadi di rahim yang ditandai dengan gejala-gejala:
·
Demam ringan sampai tinggi.
·
Rasa nyeri (tegang), terutama di
bagian bawah perut (di daerah rahim).
·
Lokia berbau busuk, dan berwarna
darah agak kekuningan (karena bercampur dengan nanah).
·
Terjadi kelumpuhan pada otot rahim,
sehingga rahim tidak bisa kuncup dengan baik, yang disebut sub-involusi.
Akibatnya, perut akan terlihat bengkak dan kembung, bahkan dapat menimbulkan
perdarahan.
Penanganan Komplikasi Nifas
ü
Suhu harus diukur dari
mulut sedikitnya 4 kali sehari.
ü
Berikan terapi
antibiotik.
ü
Perhatikan diet.
ü
Lakukan transfusi darah
bila perlu.
ü
Hati-hati bila ada
abses, jaga supaya naanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum.
perineum.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo.
2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo.
2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin
A.B. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar