Minggu, 15 April 2012

obstetri


OBSTETRI

Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal, pemeriksaan panggul, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-hal penting yang harus segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu berubah sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan panggul bertujuan untuk mengetahui luas pintu atas panggul dan penggolongan jenis panggul seorang ibu. Pemeriksaan palpasi bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah bayi, kondisi bayi dan kesesuaian muatan dengan jalan lahir.
Indikasi :                    
·         Asuhan antenatal.
·         Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan.
·         Merencanakan persalinan.
·         Persiapan penyelesaian persalinan.
·         Kemajuan perkembangan kehamilan.
·         Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
·         Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan.
A.    Pengertian , Penyebab , Gejala , Penanganan komplikasi nifas
1.      Pengertian Komplikasi Nifas
Semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Dalulu infeksi ini merupakan sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu kebidanan, khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya, dan penemuan obat-obat baru seperti sulfa dan antibiotika lainnya, di negara-negara maju perananya sebagai penyebab kematian tersebut sudah berkurang. Di negara-negara sedang berkembang, dengan pelayanan kebidanan yng masih jauh dari kesempurnaan, peranan infeksi nifas masih besar.
Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Commitee on Maternal Welfare (Amerika Serikat) definisi mordibitas puerperalis ialah kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari mulut sedikit-sedikitnya 4 kali sehari.
2.      Penyebab Komplikasi Nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
a)      Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau -alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
b)      Droplet infection.
Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernapasan dilarang memasuki kamar bersain.
c)      Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
d)     Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecualai apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
e)      Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejala-gejala ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia ; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban bisa menjadi keruh dan berbau. Pada  infeksi intrapartum kuman-kuman memasuki dinding uterus pada waktu persalinan, dan dengan melewati amnion dapat menimbulkan infeksi pula pada janin. Prognosis infeksi intrapartum sangat tergantung dari jenis kuman, lamanya infeksi berlangsung, dan dapat tidaknya persalinan berlangsung tanpa banyak perlukaan jalan lahir.
3.      Gejala Komplikasi Nifas
Infeksi masa nifas umumnya terjadi di rahim yang ditandai dengan gejala-gejala:
·         Demam ringan sampai tinggi.
·         Rasa nyeri (tegang), terutama di bagian bawah perut (di daerah rahim).
·         Lokia berbau busuk, dan berwarna darah agak kekuningan (karena bercampur dengan nanah).
·         Terjadi kelumpuhan pada otot rahim, sehingga rahim tidak bisa kuncup dengan baik, yang disebut sub-involusi. Akibatnya, perut akan terlihat bengkak dan kembung, bahkan dapat menimbulkan perdarahan.
4.      Penanganan Komplikasi Nifas
ü  Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya  4 kali sehari.
ü  Berikan terapi antibiotik.
ü  Perhatikan diet.
ü  Lakukan transfusi darah bila perlu.
ü  Hati-hati bila ada abses, jaga supaya naanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum.
B. Gangguan Kenyamanan Infeksi Puerpuralis
Kemungkinan adanya diagnosis:
1.      Metritis(Endometritis/Endiometritis)
Gejala dan tanda yang selalu didapat:
-          Nyeri perut bagian bawah
-          Lokhia yang purulen dan berbau
-          Uterus tegang dan subinvolusi
Gejala lain yang mungkin didapat:
-          Perdarahan pervaginaan
-          Syok
-          Peningkatan sel darah putih terutama polimorfonuklear lekosit
2.      Abses Pelvis
Gejala dan tanda yang selalu didapat:
-          Nyeri perut bagian bawah
-          Pembesaran perut bagian bawah
-          Demam yang terus menerus
Gejala lain yang mungkin didapat:
-          Dengan antibiotik tidak membaik
-          Pembengkakan pada adneksa atau kavum Douglas
3.      Peritonitis
Gejala yang didapat:
-          Nyeri payudara dan tegang
Gejala lain yang mungkin didapat;
-          Perut yang tegang(rebound tendernes)
-          Anoreksia/muntah
4.      Bendungan pada payudara
Gejala dan tanda yang  selalu didapat:
-          Nyeri payudara dan tegang
Gejala lain yang mungkin didapat:
-          Payudara yang mengeras dan membesar (pada kedua payudara) biasanya terjadi antara hari 3-5 pasca persalinan
5.      Mastitris
Gejala dan tanda yang selalu didapat:
-          Nyeri payudara dan tegang/bengkak
Gejala lain yang mungkin didapat:
-          Ada inflamasi yang di dahului bendungan kemerahan yang batasnya jelas pada payudara biasanya hanya satu payudara biasanya terjadi antara 3-4 minggu pascapersalinan
6.      Abses payudara
Gejala dan tanda yang selalu di dapat
-          Payudara yang tegang dan padat kemerahan
Gejala lain yang mungkin di dapat
-          Pembengkakan dengan ada fluktuasi mengalir nanah.
C. Kelainan pada mammae
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi payudara pada persalinan yang berupa payudara tegang/indurasi dan kemerahan.
Penanganan yang harus dilakukan:
·         Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhan akan berkurang
·         Sangga payudara
·         Kompres dingin
·         Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4jam
·         Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus
·         Ikuti perkembangan 3hari setelah pemberian pengobatan
2. Abses payudara
Terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan
Penanganan yang harus dilakukan:
·         Diperlukan anestesi umum (kelamin)
·         Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI
·         Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps jari tangan
·         Pasang tampon dan drain
·         Tampon dan drain diangkat setelah 24 jam
·         Berikan Kloksasilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari
·         Sangga payudara
·         Kompres dingin
·         Berikan paracetamol 500mg setiap 4 jam sollow up setelah pemberian pengobatan selama 3hari.
Kisimpulan :
Komplikasi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
Gejala Komplikasi Nifas
Infeksi masa nifas umumnya terjadi di rahim yang ditandai dengan gejala-gejala:
·         Demam ringan sampai tinggi.
·         Rasa nyeri (tegang), terutama di bagian bawah perut (di daerah rahim).
·         Lokia berbau busuk, dan berwarna darah agak kekuningan (karena bercampur dengan nanah).
·         Terjadi kelumpuhan pada otot rahim, sehingga rahim tidak bisa kuncup dengan baik, yang disebut sub-involusi. Akibatnya, perut akan terlihat bengkak dan kembung, bahkan dapat menimbulkan perdarahan.
Penanganan Komplikasi Nifas
ü  Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya  4 kali sehari.
ü  Berikan terapi antibiotik.
ü  Perhatikan diet.
ü  Lakukan transfusi darah bila perlu.
ü  Hati-hati bila ada abses, jaga supaya naanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum.







DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin A.B. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar